Warga Kampung Duri: "Jika Dibangun Gereja, Jangan Terlalu Mencolok"

Warga Kampung Duri: "Jika Dibangun Gereja, Jangan Terlalu Mencolok"

Gereja Katolik Damai Kristus di Paroki Kampung Duri, Tambora, Jakarta Barat didemo warga pada Minggu (20/3). Sebelumnya warga merasa terintimidasi oleh daun palma karena warga merasa dengan memandang daun palma dapat mempengaruhi keimanan orang muslim sekampung di sekelilingnya.

Selain daun palma, demo tersebut juga dipicu kekuatiran orang-orang tersebut bila Gereja melakukan pembangunan atau perluasan sementara ijin yang diajukan bertahun-tahun tidak kunjung turun. Padahal, pihak Gereja hanya melakukan perbaikan sarana parkir yang kemudian memicu kekuatiran para pendemo tersebut.

Selain itu, warga juga melarang bangunan gereja yang terlalu mencolok karena dapat mempengaruhi keimanan warga sekitar kampung.

"Masyarakat hanya minta jika itu didirikan sebagai bentuk gereja jangan terlalu mencolok. Gereja di dalam sekolah boleh," kata Rikwanto dalam demonstrasi.

Hingga saat ini umat Katolik Paroki Kampung Duri memang menggunakan aula sekolah Yayasan Bunda Hati Kudus untuk melakukan misa. Pihak gereja berargumen, penggunaan aula ini sudah dilakukan sejak tahun 1968. Sebab, tidak ada lagi tempat lain yang memungkinkan untuk beribadah.

Warga lalu mengumpulkan tanda tangan masyarakat setempat yang menolak pengubahan status bangunan sekolah itu menjadi tempat ibadah. Mereka mendesak pembangunan gereja yang menggunakan aula Yayasan Bunda Hati Kudus untuk dihentikan. Menurutnya, ini menyalahi SK Gubernur Tahun 1998.

Berikut tuntutan dari massa pengunjuk rasa yang diterima oleh Romo Widyo:
  1. Tidak boleh ada pembangunan 
  2. Tidak boleh mengajukan perubahan peruntukan
  3. Pemerintah tingkat manapun tidak boleh memberikan izin bila pihak pemohon mengajukan lagi
  4. Pemerintah agar memberi pengarahan kepada pemohon untuk jangan pernah lagi mengajukan permohonan
    Warga Kampung Duri: "Jika Dibangun Gereja, Jangan Terlalu Mencolok"

    Rm Suyadi (wakil KAJ di FKUB DKI) disertai pihak terkait, berusaha berdialog dengan perwakilan mereka. Romo mengatakan dengan tegas bahwa Gereja Katolik tak akan pernah menjadi ancaman bagi keimanan umat muslim. Setelah dialog itu, para pendemo membubarkan diri.

    Penolakan warga terhadap Gereja Damai Kristus Paroki Kampung Duri itu sebenarnya sudah berlangsung sejak November 2007. Rangkaian pembicaraan dilakukan antara pihak gereja dan masyarakat, dengan melibatkan tokoh masyarakat, pihak Kelurahan dan Kecamatan setempat. Namun, belum juga hadir kata sepakat.

    Sumber:

    Baca juga:
    Share this article :
    +
    Previous
    Next Post »
    0 Komentar untuk "Warga Kampung Duri: "Jika Dibangun Gereja, Jangan Terlalu Mencolok""