Ribuan umat katolik beri penghormatan terakhir untuk Uskup Agung Semarang. |
SEMARANG - Uskup Agung Semarang Mgr Johanes Pujasumarta meninggal dunia Selasa malam (10/11/2015) di Rumah Sakit Elisabeth Semarang.
Kepala Gereja Katedral Sub Tutela Matris Semarang, Romo Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi, menyatakan Uskup Agung Semarang, Monsinyur Johannes Pujasumarta, meninggal dunia pada usia 66 tahun. Menurut Romo Aloysius, sebelum meninggal, Uskup Agung Johannes menderita sakit kanker paru-paru.
"Monsinyur Uskup Agung mengidap penyakit kanker di paru-paru. Kemudian pada tahap akhir ia mengalami gangguan ginjal," kata Romo Aloysius usai mempimpin misa untuk Uskup Agung di Gereja Katedral, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2015).
Romo Aloys Budi Purnomo pun menambahkan, beliau sudah 1,5 tahun menderita penyakit kanker.
"Beliau berjuang 1,5 tahun melawan kanker," kata Ketua Komisi Hubungan Antarlembaga Keuskupan Agung Semarang Aloys Budi Purnomo di Semarang, Rabu (11/11/2015).
Menurut pria yang dipanggil Romo Budi, akibat sakit kanker tersebut, almarhum kerap keluar masuk rumah sakit untuk mendapat perawatan/ Penyakit kanker yang diderita, diketahui sudah mencapai stadium empat. Selama masa tersebut, almarhum tetap berjuang dengan bertahan.
"Beliau berjuang, bertahan dengan penuh semangat dalam penderitaan," tambah Romo.
Menurut pria yang dipanggil Romo Budi, akibat sakit kanker tersebut, almarhum kerap keluar masuk rumah sakit untuk mendapat perawatan/ Penyakit kanker yang diderita, diketahui sudah mencapai stadium empat. Selama masa tersebut, almarhum tetap berjuang dengan bertahan.
"Beliau berjuang, bertahan dengan penuh semangat dalam penderitaan," tambah Romo.
Selama sakit itu, almarhum juga tidak menunjukkan rasa mengeluh. Ia tetap tersenyum, bahkan selalu melakukan pemberkatan. Sebelum meninggal, almarhum dirawat secara intensif selama dua bulan di kamar Anna 402 RS Elisabeth. Almarhum juga sempat berpesan kepada sahabat dan kerabatnya untuk didoakan.
Jenazah Uskup hari ini Rabu (11/11) masih disemayamkan di Gereja Katedral Semarang, hingga Kamis esok. Sore nanti pukul 18.00 WIB juga akan diadakan misa. Selanjutnya, besok Kamis akan diberangkatkan di Kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta, untuk disemayamkan di sana.
Ribuan Umat Katolik Beri Penghormatan Terakhir untuk Uskup Agung Semarang
Ribuan umat Katolik silih berganti datang ke Gereja Katedral Semarang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Uskup Agung Semarang, Mgr Johannes Pujasumarta. Almarhum yang meninggal Selasa (11/11) malam kemarin memang dikenal baik dan tidak mau mengecewakan jemaat.
Di halaman gereja, puluhan rangkaian bunga menghiasi termasuk karangan bunga dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Di pintu masuk utama tampak barisan umat Katolik mulai dari anak-anak hingga orang tua berjalan perlahan menuju peti tempat disemayamkannya jenazah Uskup Puja Sumarta.
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, Romo FX Sukendar bersimpuh dan menitikan air mata ketika memanjatkan doa di samping peti. Romo FX Sukendar mengenang Uskup Pujasumarta sebagai sosok yang bertanggungjawab terutama kepada umat. Almarhum selalu berusaha melaksanakan jadwal meskipun kondisinya tak lagi sehat.
Di halaman gereja, puluhan rangkaian bunga menghiasi termasuk karangan bunga dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Di pintu masuk utama tampak barisan umat Katolik mulai dari anak-anak hingga orang tua berjalan perlahan menuju peti tempat disemayamkannya jenazah Uskup Puja Sumarta.
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, Romo FX Sukendar bersimpuh dan menitikan air mata ketika memanjatkan doa di samping peti. Romo FX Sukendar mengenang Uskup Pujasumarta sebagai sosok yang bertanggungjawab terutama kepada umat. Almarhum selalu berusaha melaksanakan jadwal meskipun kondisinya tak lagi sehat.
"Paling utama itu semangat beliau melayani umat, istimewa. Semangat itu ditandai saat dinyatakan sakit masih berusaha melaksanakan jadwal karena tidak mau mengecewakan saat sakramen penguatan," kata Romo FX Sukendar.
Ia juga mengenang kata-kata terakhir Romo Pujasumarta kepada dirinya hari Rabu (4/11) lalu. Saat itu Romo Pujasumarta terbaring di kamar Anna 402 RS Elisabeth Semarang.
"Pesan terakhir Rabu lalu, saya menemani beliau dari pagi sampai siang. Beliau memegang tangan saya dan bilang '3 hari lagi'. Yang ditanyakan ternyata tentang Rikas, rencana induk keuskupan. Bicaranya sudah susah. Saya bertemu terakhir hari Sabtu," kenangnya.
Ia juga mengenang kata-kata terakhir Romo Pujasumarta kepada dirinya hari Rabu (4/11) lalu. Saat itu Romo Pujasumarta terbaring di kamar Anna 402 RS Elisabeth Semarang.
"Pesan terakhir Rabu lalu, saya menemani beliau dari pagi sampai siang. Beliau memegang tangan saya dan bilang '3 hari lagi'. Yang ditanyakan ternyata tentang Rikas, rencana induk keuskupan. Bicaranya sudah susah. Saya bertemu terakhir hari Sabtu," kenangnya.
Sejak dua bulan lalu Uskup Pujasumarta dirawat di kamar Anna 402 RS Elisabeth. Hari Selasa (10/11) malam kemarin pada detik-detik terakhir Uskup Pujasumarta dilantunkan 'Nderek Dewi Maria' oleh keluarga dan kerabat.
"Almarhum meninggal dalam iringan lagu 'Nderek Dewi Maria'," tandas Budi.
"Sempat bilang kepada saya 'aku wis ora iso opo-opo' (aku sudah tidak bisa apa-apa)," imbuh Romo Matheus Djoko.
"Almarhum meninggal dalam iringan lagu 'Nderek Dewi Maria'," tandas Budi.
"Sempat bilang kepada saya 'aku wis ora iso opo-opo' (aku sudah tidak bisa apa-apa)," imbuh Romo Matheus Djoko.
Riwayat Singkat Mgr. Johannes Pujasumarta
Monsinyur Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta lahir di Surakarta pada 27 Desember 1949. Dia anak ketiga dari sembilan bersaudara dari pasangan Hubertus Soekarto Pudjasumarto dan Agnes Soekarti Pudjasumarto.
Setelah menjalani pendidikan di Seminari Menengah Mertoyudan Kabupaten Magelang dan Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta, dia ditahbiskan menjadi imam Katolik pada 25 Januari 1977.
Pujasumarta melanjutkan studi di Universitas St Thomas Aquinas, Roma, Italia, selama 1983-1987, hingga meraih gelar doktor teologi spiritual.
Pada 1998-2008 menjabat sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, kemudian selama 2008-2010 menjadi Uskup Bandung.
Sejak 12 November 2010 hingga wafatnya menduduki jabatan sebagai Uskup Agung Semarang.
Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2015/11/11/12025611/Uskup.Agung.Semarang.1.5.Tahun.Berjuang.Melawan.Kanker
http://news.detik.com/berita/3068168/ribuan-umat-katolik-beri-penghormatan-terakhir-untuk-uskup-agung-semarang
Baca juga:
Monsinyur Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta lahir di Surakarta pada 27 Desember 1949. Dia anak ketiga dari sembilan bersaudara dari pasangan Hubertus Soekarto Pudjasumarto dan Agnes Soekarti Pudjasumarto.
Setelah menjalani pendidikan di Seminari Menengah Mertoyudan Kabupaten Magelang dan Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta, dia ditahbiskan menjadi imam Katolik pada 25 Januari 1977.
Pujasumarta melanjutkan studi di Universitas St Thomas Aquinas, Roma, Italia, selama 1983-1987, hingga meraih gelar doktor teologi spiritual.
Pada 1998-2008 menjabat sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, kemudian selama 2008-2010 menjadi Uskup Bandung.
Sejak 12 November 2010 hingga wafatnya menduduki jabatan sebagai Uskup Agung Semarang.
Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2015/11/11/12025611/Uskup.Agung.Semarang.1.5.Tahun.Berjuang.Melawan.Kanker
http://news.detik.com/berita/3068168/ribuan-umat-katolik-beri-penghormatan-terakhir-untuk-uskup-agung-semarang
Baca juga:
0 Komentar untuk "Uskup Agung Semarang Meninggal dalam Iringan Lagu 'Nderek Dewi Maria'"