Pastor Ulf Ekman berbicara mengenai keputusannya masuk Gereja Katolik dalam sebuah video yang dimuat pada 9 Maret 2014. |
Pastor Ulf Ekman, pemimpin megachurch Word of Life di Uppsala, Swedia, menjelaskan keputusannya untuk masuk Gereja Katolik Roma, dan mengungkapkan ada di antara jemaatnya mengerti keputusannya dan ada yang tidak.
“Jadi, [suasana] menjadi begitu senyap. Dan ketika [menjadi] senyap di gereja karismatik, maka Anda tahu orang-orang sedang berpikir. Ketika saya selesai sebenarnya ada tepuk tangan spontan. Hal itu sangat mengejutkan saya dan banyak yang lain, banyak orang datang kepada saya setelah itu,” kata Ekman dalam sebuah wawancara dengan Catholic Herald seperti dilansir ChristianPost.com, 24 April 2014.
“Kemudian, sehari setelah itu, kami ada sesi tanya-jawab. Saya berdiri selama dua jam dan mereka membombardir saya dengan pertanyaan tentang Gereja Katolik. Di sepanjang minggu semua pendeta kami siap untuk membantu dan menjawab pertanyaan orang. Setiap malam ada sesi untuk itu. Jadi ada perasaan campur aduk. Beberapa mengerti. Beberapa tidak mengerti sama sekali.”
Pastor Ekman, yang mendirikan Gereja Word of Life pada tahun 1983, mengumumkan pada bulan Maret di depan jemaatnya bahwa ia dan istrinya, Birgitta, telah memutuskan untuk masuk Gereja Katolik Roma.
Gereja Word of Life memiliki anggota sampai 3000 orang dengan 12 staf pastor. Pastor Ulf Ekman sudah menggembalakan gereja itu selama 30 tahun. Gerejanya termasuk kategori megachurch dan tentu saja keputusannya itu mengagetkan jemaatnya. Dia mengatakan bahwa keputusannya itu adalah hasil pergumulannya bertahun-tahun.
Ia menjelaskan bahwa ia dan istrinya telah lama mendoakan dan menggumuli keputusan itu, dan mereka turut dipengaruhi oleh “jutaan anggota Katolik karismatik” yang mereka lihat menghidupi iman mereka.
"Kami telah datang berjumpa dengan berbagai jutaan umat Katolik Karismatik dan kami telah melihat iman mereka yang hidup," kata Ekman.
Berikut ini pengakuannya yang berisi faktor-faktor mendasar yang menjadi alasannya untuk beralih ke Katolik.
"Kami telah melihat kasih yang besar bagi Yesus dan teologi yang kuat, dibangun atas dasar Alkitab dan dogma klasik. Kami telah mengalami kekayaan dari sakramental hidup. Kami telah melihat logika dalam struktur yang solid untuk keimaman, yang terus menjaga iman gereja dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kami telah menemukan kekuatan etika dan moral dan konsistensi yang berani dalam menghadapi pendapat umum, dan kebaikan terhadap orang miskin dan kaum yang papa." kata Ekman pada saat itu.
Dalam wawancara baru-baru ini, ia berefleksi tentang lika-liku bagaimana mereka sampai pada keputusan itu.
“Saya merasa perlu untuk perlahan-lahan karena saya merasa bertanggung jawab kepada jemaat-jemaat. Jadi bagi saya pada awalnya rasanya seperti mustahil (masuk Katolik). Rasanya seperti sesuatu yang hatiku rindukan, tapi mustahil untuk dilakukan dalam kenyataan. Tapi kemudian datanglah titik ketika aku merasa bahwa, tidak, ini adalah mungkin, meskipun tampaknya sulit untuk dilakukan,” katanya.
Ia mengaku lega bahwa dalam proses itu ia dipertemukan dengan sejumlah prasangka terhadap Gereja yang tidak selalu nampak jelas dimiliki, terutama dengan latar-belakangnya dari Skandinavia. Tapi akhirnya ia menyimpulkan, bahwa itu adalah akibat “kurangnya pengetahuan, hanya prasangka umum.”
Pastor Ekman menjelaskan bahwa ia dan istrinya akan diteguhkan dalam iman Katolik di musim semi ini. Dia menambahkan bahwa dia tidak berharap untuk mengambil peran dalam Gereja Katolik, dan merasa cukup dengan bergabung dengan tubuh gereja.
Stefan Gustavsson, Sekretaris Jenderal organisasi Aliansi Injili Swedia (AIS), menyampaikan rasa syukur dan penghargaannya atas pelayanan yang telah dilakukan Pastor Ekman, sekaligus menggaris bawahi apa yang dilihatnya sebagai “garis pemisah yang penting” antara Katolik dan (Protestan) Injili.
Sekjen AIS mengungkapkan bahwa “kesatuan adalah doa dan kerinduan yang dimiliki – atau seharusnya dimiliki – oleh semua umat Kristen,” namun ia juga menyoroti kendala-kendala yang terus membuat perpecahan, seperti paham eklesiologi.
Sementara itu, menanggapi apakah pengajarannya selama ini tentang iman adalah keliru, Pastor Ekman menjawab, “tidak.”
“Saya yakin saya sudah mengajarkan tentang Alkitab yang terbaik dari yang saya bisa. Kami telah memberitakan Kabar Baik dan menginjili sesuai dengan terang yang kami sudah miliki. Saya sangat senang dengan semua pekerjaan yang telah dilakukan dan semua jemaat yang telah dibangun. Saya sama sekali tidak bisa mengenyampingkannya. Ini bukan pergi dari, tapi menuju ke. Ini adalah kerinduan untuk kepenuhan yang lebih, untuk pemahaman yang lebih dalam dan berpartisipasi dalam apa Gereja yang sebenarnya,” jelasnya.
Ulf Ekman dan istrinya bertemu Paus Fransiskus. |
Mengenal Sosok Pastor Ulf Ekman
Dalam dunia Karismastik, pengaruh Elf Ekman sangatlah besar. Dia adalah bapa rohani, mentor dan pastor/pendeta dari para pastor/pendeta. Pastor Kong Hee saja mengakui bahwa Ulf Ekman itu adalah mentor rohaninya dan mereka memiliki hubungan yang dekat bertahun-tahun.
Ulf Ekman pada masa mudanya adalah anggota partai komunis Swedia. Setelah pertobatannya ia studi theologia, sejarah dan etnografi di Uppsala University. Dia ditahbiskan menjadi pendeta di Church of Sweden lalu kembali ke almamaternya untuk menjadi Chaplain. Dia sempat studi di Rhema Bible Training Center, Amerika Serikat selama setahun. Dari sinilah dia mendapatkan basic untuk pengajaran Karismatik untuk gereja yang akan didirikannya kemudian. Setelah kembali dari studi, dia mendirikan gereja Lives Ordt atau Word of Life.
Tema dalam pengajaran di gereja ini adalah Doa, Pemulihan, jawaban Doa, keyakinan bahwa Allah itu Baik menjadi sentral dalam pengajaran di gereja ini. Gereja ini sangat peduli dengan pendidikan dan membangun sekolah untuk semua jenjang sampai Sekolah Alkitab. Gereja ini juga aktif mengirimkan misionaris ke berbagai negara.
Pastor Ulf Ekman sejak mahasiswa sangat tertarik dengan sejarah dan belakangan ia tertarik dengan sejarah gereja dan bapa-bapa Gereja. Dia kemudian mulai melakukan pendekatan oikumene kepada jemaatnya. Tahun 2006 dia mengundang Uskup Agung Swedia untuk berdiskusi secara publik di gerejanya. Percakapannya yang intens dengan orang-orang Katolik termasuk dari Katolik Karismatik makin membuka wawasannya dan pada akhirnya ia membulatkan keputusan untuk masuk Katolik. Ekman juga mengatakan bahwa "Katekismus Gereja Katolik adalah buku terbaik yang pernah ia baca."
Sumber:
0 Komentar untuk "Pergumulan Bertahun-tahun, Akhirnya Pastor Karismatik Ulf Ekman Masuk Katolik"