Apakah Membuat Patung itu Dilarang? Apakah Umat Katolik Menyembah Patung?

Apakah Membuat Patung itu Dilarang? Apakah Umat Katolik Menyembah Patung?

Pertanyaan ini sering kali ditanyakan oleh saudara-saudari kita yang belum memahami maksud penggunaan patung dalam Gereja Katolik. Mari kita luruskan pandangan dan kekeliruan ini.

TIDAK ADA LARANGAN UNTUK MEMBUAT PATUNG
Apakah membuat patung itu dilarang? Tentu saja jawabannya TIDAK. Pada dasarnya "mereka" yang mengatakan bahwa pembuatan patung dilarang mengacu pada ayat berikut ini:
  1. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi [Keluaran 20:4]
  2. supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan [Ulangan 4:16]
  3. Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang oleh TUHAN, Allahmu, dilarang kauperbuat [Ulangan 4:23] 
  4. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi [Ulangan 5:8]
Adalah sesuatu hal yang salah membaca Kitab Suci dengan menafsirkan ayat per ayat saja. Menafsirkan Kitab Suci tentu tidak dengan memotong-motong ayat, melainkan menafsirkannya dengan tidak mengesampingkan ayat lainnya, sehingga terjemahan yang benar berasal dari penafsiran yang utuh (satu kesatuan ayat). Sekarang mari kita baca ayat selanjutnya, sehingga diperoleh tafsiran yang benar.
  1. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku [Keluaran 20:5] 
  2. Janganlah engkau sujud menyembah kepada allah mereka atau beribadah kepadanya, dan janganlah engkau meniru perbuatan mereka, tetapi haruslah engkau memusnahkan sama sekali patung-patung berhala buatan mereka, dan tugu-tugu berhala mereka haruslah kauremukkan sama sekali. [Keluaran 23:24] 
  3. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku [Ulangan 5:9] (Ulangan 5:9 berbicara hal yang sama dengan Keluaran 20:5)
Jika kita membacanya dalam satu kesatuan, maka jelas konteksnya bahwa yang dilarang adalah membuat patung dengan tujuan BERHALA atau dijadikan sebagai "tuhan". Jadi jelas, tidak ada larangan untuk membuat patung, yang dilarang adalah membuat patung dengan tujuan berhala. Jika HANYA membuat patung saja dilarang, logikanya para pengrajin ataupun pemahat-pemahat patung dosanya berlipat ganda karena melanggar Keluaran 20:4, Ulangan 4:16, Ulangan 4:23, Ulangan 5:8.

BERDOA DI DEPAN PATUNG TIDAK SAMA DENGAN BERDOA KEPADA PATUNG
"Lihat, kelakuan umat Katolik, seringkali berdoa di depan patung. Padahal itu berhala". Pernyataan ini perlu dikoreksi.

Perlu kita ketahui, bahwa:
"berdoa di depan patung, tidak sama dengan berdoa kepada patung". Umat Katolik memiliki alasan tersendiri untuk berdoa di depan patung sebagai sarana berdoa (bukan sarana pemujaan berhala). Patung / ikon artistik rohani lainnya berguna untuk memfokuskan diri saat berdoa. Berguna untuk mengingatkan kita akan pribadi-pribadi yang dituangkan lewat patung / ikon artistik rohani tersebut. (Maaf) sama seperti ketika kita melihat foto ibu kita yang sudah meninggal, tentu kita akan teringat kepada ibu kita itu bahkan mungkin kita dapat menangis di depan foto sang ibu bahkan menciumnya. Maka dengan demikian, mencium foto sang bunda yang telah tiada bukan berarti menyembah sang bunda bukan? Satu contoh lagi, seringkali dalam upacara bendera kita memberikan penghormatan kepada sang pusaka merah putih, lantas? Apakah kita juga menyembah kepada sang pusaka merah putih? Tentu tidak. Namun, apakah berdoa harus menggunakan patung? Jawabannya pun tidak. Tanpa patung pun kita bisa berdoa.

"Tapi, sering aku lihat orang Katolik komat-kamit di depan patung". Jika "mereka" mengambil kesimpulan bahwa "komat-kamit" di depan patung adalah berdoa kepada patung, berarti "mereka" ini bisa membaca isi hati manusia. "Komat-kamit" tersebut tidak ditujukan kepada "si patung" melainkan sedang berdoa kepada Allah.

PATUNG SEBAGAI SARANA BERIBADAH DALAM KITAB SUCI
Apakah benar demikian? Mari kita telusuri (kutipan katolisitas.org)

Keluaran 25:1,18-20 (diperintahkan oleh Tuhan sendiri)
Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Dan haruslah kau buat dua kerub dari emas, kau buatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini, dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya”. Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.”

Apakah Membuat Patung itu Dilarang? Apakah Umat Katolik Menyembah Patung?
Berdoa di depan Tabut Perjanjian

Bilangan 21:8 (diperintahkan oleh Tuhan sendiri)
Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa: ”Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” (Ular ini yang ditinggikan Musa menjadi gambaran dari Yesus Putera Allah yang harus ditinggikan, lihat Yohanes 3:14 ).

1 Tawarikh 28:18-19  (ketika Raja Daud memberikan rencana pembangunan bait Allah kepada Salomo)
”..juga emas yang disucikan untuk mezbah pembakaran ukupan seberat yang diperlukan dan emas yang diperlukan untuk pembentukan kereta yang menjadi tumpangan kedua kerub yang mengembangkan sayapnya sambil menudungi tabut perjanjian Tuhan. Semuanya itu terdapat dalam tulisan yang diilhamkan kepadaku oleh Tuhan yang berisi petunjuk tentang segala pelaksanaan rencana itu.”

Yehezkiel 41:17-18
"… dan di seluruh dinding bagian dalam dan bagian luar, terukir gambar-gambar kerub dan pohon-pohon korma, di antara dua kerub sebatang pohon korma, dan masing-masing kerub itu mempunyai dua muka."

Yesus sekalipun tidak berkata apa-apa mengenai tabut perjanjian yang terdapat kerub di dalam Bait Allah. Jadi jelas, pada zaman perjanjian lama pun digunakan patung sebagai sarana ibadah. Pertanyaannya adalah, kenapa dalam beribadah digunakan patung? Bukankah berhala? Sangat mudah menjelaskannya. Karena kerub / malaikat / patung tersebut tidak dianggap sebagai allah dan tidak memerlukan pemujaan. Hal yang sama diterima oleh Gereja Katolik saat ini, adalah penggunaan patung Yesus, Maria, santo/santa karena mereka bukan allah melainkan gambaran hamba Tuhan.

Apakah Membuat Patung itu Dilarang? Apakah Umat Katolik Menyembah Patung?

PERIHAL MENGHORMATI PATUNG
Umat Katolik tidak menghormati patung apalagi menyembahnya. Yang kami hormati adalah pribadi yang dilambangkannya, karena hal tersebut sangat membantu untuk mengarahkan hati kepada Allah dan bukannya menjadi saingan Allah. Umat Katolik tidak menghormati patung Yesus tersalib yang terbuat dari bahan kayu/besi/batu, melainkan menghormati makna kesengsaraan Kristus yang dituangkan dalam patung/ikon Yesus tersalib. Jika menghormati saja dikatakan berhala, saya akan bertanya, "berapa kali kamu mengikuti upacara bendera ketika kamu duduk di bangku sekolah? Hitunglah berapa kali kamu melakukan berhala kepada bendera merah putih yang kamu hormati setiap kali upacara bendera"

PANDANGAN MARTIN LUTHER TENTANG PENGGUNAAN PATUNG / IKON ROHANI
(kutipan katolisitas.org)
  • “Seseorang tidak dapat memahami hal-hal spiritual kecuali jika gambar-gambar dibuat tentang mereka.” [Martin Luther, Weimar edition of Martin Luther’s Works, (translation by William J Cole) 46, p. 308]
  • “Tidak ada yang lain yang dapat disimpulkan dari perkataan: “Jangan kamu mempunyai allah-allah lain di hadapan-Ku”, kecuali apa yang berkaitan dengan berhala. Tetapi gambar-gambar ataupun patung-patung dibuat tanpa berhala, pembuatan benda-benda tersebut tidak dilarang.” (Martin Luther, ibid., 18, p. 69)
  • “Kalau saya telah melukis gambar di dinding dan saya melihatnya tanpa berhala, maka hal itu tidak dilarang bagi saya, dan seharusnya tidak diambil dari saya.” (Martin Luther, ibid., 28, p. 677)

Sumber: Katolik Online
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Apakah Membuat Patung itu Dilarang? Apakah Umat Katolik Menyembah Patung?"