Tim Jihandak Brimob ledakan kotak penuh paku di Malang, 20 April 2016. |
Sebuah kotak kecil dari kayu yang terbungkus lakban, dengan ukuran sebesar ponsel dan ketebalan sekitar 5cm tergeletak di halaman Yayasan Pendidikan Katolik di Jalan Songgoriti, Malang. Petugas yayasan terkejut saat mengetahui belasan paku berkarat menancap di lakban, dan terlihat saklar yang menyembul keluar.
Yosep Priono, seorang saksi mata yang juga bekerja di yayasan mengatakan awalnya keberadaan kotak itu tak terlalu menarik perhatian. Namun setelah sekian lama, kotak tersebut tak ada yang menjamah. “Itu sekitar pukul 11:20, awalnya istri kawan saya yang melihat ada kotak terbungkus lakban tergeletak di halaman,” kata Yosep Priono, Rabu, 20 April 2016.
Lantaran tergeletak lama, penghuni kantor yayasan pendidikan pun memeriksa kotak dengan lebih dekat. Yosep mengaku terkejut dan takut setelah melihat sejumlah paku berkarat tertancap di permukaan kotak yang dibungkus lakban warna hitam itu. Selain itu juga terdapat kabel dan saklar bertulis on dan off yang menyembul keluar dari kotak.
“Ada paku karatan yang menancap ke dalam kotak, mengkhawatirkan karena ada saklarnya juga,” kata Yosep. Ia dan pengurus yayasan lalu melapor ke pos polisi yang berada tak jauh dari mereka.
Aparat kepolisian lengkap dengan Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Sat Brimob Detasemen B Malang tiba dilokasi untuk mengamankan benda tersebut. Untuk menghindari resiko kemungkinan ledakan lebih besar, Tim Jihandak meledakkan kotak kecil itu sekitar pukul 14:30 WIB.
Kabag Ops Polres Malang Kota Kompol Dodot Dwianto mengatakan benda tersebut sengaja diledakkan untuk mengurai dan mengetahui kandungan benda itu. Peledakan juga dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan ledakan yang lebih berbahaya. “Peledakan itu hanya untuk mengurai benda, jangan sampai benda itu meledak sendiri,” kata Kompol Dodot Rabu 20 April 2016.
Setelah diledakkan diketahui di dalamnya terdapat baterai dan juga air yang disebut tidak membahayakan. “Serpihan ledakan sedang diobservasi oleh Tim Jihandak. Kesimpulan awal benda tersebut sengaja dirakit namun tidak mengandung bahan berbahaya,” kata Kompol Dodot.
Dodot mengatakan, saat ini aparat masih melakukan penyelidikan untuk mencari pemilik benda tersebut, dan apa motivasinya. “Kami masih melakukan pendalaman, saat ini belum diketahui siapa pemiliknya,” katanya.
Sementara Yosep mengatakan Yayasan Pendidikan Katolik Karmel telah lama berkantor di wilayah itu, dan tak merasa memiliki musuh. Ia juga mengatakan, yayasan tak pernah menerima ancaman, dan tak berselisih dengan pihak tertentu. “Bahkan surat kaleng pun kami tak pernah terima,” kata dia.
0 Komentar untuk "Benda Diduga Bom Diletakkan Depan Gereja Katolik di Malang"