Inilah Sejarah Kekatolikkan Di Wilayah Napu, Poso

Inilah Sejarah Kekatolikkan Di Wilayah Napu, Poso
Uskup Manado Mgr Yoseph Suwatan pimpin misa di Desa Wuasa.

PALU - Umat Katolik Wilayah Napu, Kabupaten Poso langsung berkumpul di Desa Wuasa, di kabupaten itu, Sabtu (2/1). Mereka terlihat bergembira menyambut uskup Manado, Mgr Joseph Suwatan MSC, di desa itu untuk merayakan misa.

Daerah ini ditempuh sekitar 120 km dari kota Palu menggunakan mobil. Rombongan ini harus melalui Kabupaten Sigi terlebih dahulu sebelum sampai di Kabupaten Poso.

Uskup Suwatan dalam kata pengantar mengatakan perkembangan kekatolikan di Napu dimulai dengan dokter Sulu, dari pemerintah daerah Sulawesi Tengah. Dokter Sulu meminta tanah kepada gubernur untuk umat Katolik.

"Gubernur sebenarnya menawarkan hampir ratusan hektar untuk umat Katolik tapi itu dinilai terlalu luas. Dokter Sulu kemudian meninggal karena tertabrak," katanya.


Sejarah umat selanjutnya dilakukan tokoh umat bernama Papa Tito (Yohanes Mandili). Ia mencari Pastor Talibongso MSC di Palu.

"Ia sebenarnya Katolik tapi kemudian menjadi anggota Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST). Ia berkerinduan menjadi anggota Gereja Katolik lagi," katanya.

Kegiatannya selama dua hari di Palu membuahkan hasil. Pastor datang bersama seorang suster Ordo Santa Ursulin (OSU).

"Kemudian ada suster Putri Bunda Hati Kudus (PBHK) yang datang untuk membuat klinik karena ada banyak ibu yang mati melahirkan juga anak-anak yang mati di Alitupu. Kemudian ia mendapat tanah dan tinggal di situ," katanya.

Di situ, ia membuat pondok tempat berdoa. Pendatang dari Toraja dan orang pribumi datang untuk berdoa di situ.

"Itu membuat banyak orang katolik di situ sekitar tahun 1998. Di sana sudah ada 36 jiwa umat Katolik," ujarnya.

Pembabtisan setelah itu dilakukan perlahan-lahan. Banyak orang diminta dibabtis karena agama Katolik tradisinya lebih dekat dengan Alik Todolo, agama pribumi.

"Seperti Betlehem, Daerah Napu menjadi kegembiraan. Umat Katolik yang suda ada bergabung dengan saudara-saudari mereka yang datang dari Selatan," katanya.

Umat katolik kemudian membuka lahan untuk persawahan dan ladang. Sawah dan ladang mereka menghasilkan.

"Tuhan Yesus boleh lahir dari daratan tinggi Napu, suatu berkat untuk daerah ini. Karena itu setialah untuk berdoa bersama bersama keluarga dan anak-anak," katanya.

Hari itu juga, kata bapak uskup, ia akan meninjau pembangunan gereja baru di Wuasa. Peletakkan batu pertama sudah dilakukan dari tiga tahun yang lalu bersama gereja Kalimago.

"Napu sekarang akan dipimpin oleh pastor paroki, pastor Ariston Mbahi MSC yang pernah bertugas di Desa Nulion. Saya minta untuk tetap menjaga kerja sama yang baik dengan pemerintah," katanya.

Menurut uskup Suwatan, sebagian umat Katolik bukan asli warga Napu tapi mereka diterima dengan baik. Karena itu kebersamaan dalam peristiwa Natal itu baginya merupakan rencana Tuhan.

"Ini penghiburan untuk anda. Uskup merayakan bersama umat di tempat 'terpencil'," ujarnya.

Yesus katanya juga berjuang dari Betlehem kemudian ke Mesir dan balik ke Nazaret. Ia berharap itu membantu perjuangan keluarga-keluarga Katolik di Napu.

"Pemerintah pasti punya jalan menciptakan keamanan di sini. Tuhan akan selalu menyertai," katanya.

Uskup kemudian mengunjungi pembangunan gereja Wuasa. Gedung bergaya klasik disebut-sebut umat akan menjadi gereja terindah dan termegah di Sulawesi Tengah.

Donatur utama gereja itu ialah Rudi Kristanto, umat Paroki Santa Maria Bunda Hati Kudus Palu. Istrinya merupakan orang asal Napu.

Setelah mengunjungi gereja, uskup menuju rumah tinggal almarhum pastor Antonio Murru, pastor asal Italia di atas lahan 50-an hektar yang pernah menjadi tempat Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Manado di Desa Tamadue. Pastor Murru pernah mengurus tempat itu dengan penanaman pohon, persawahan dan ladang. Uskup kembali dan singgah di biara PBHK di Desa Winowanga. Setelah itu rombongan kembali ke Palu.

Sumber: http://manado.tribunnews.com/2016/01/03/inilah-sejarah-kekatolikkan-di-wilayah-napu-poso
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Inilah Sejarah Kekatolikkan Di Wilayah Napu, Poso"